Pendaftar
kedua dari partai politik dan gabungan parpol pada hari terakhir “pendaftaran
bakal pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013”, Sabtu
(10/11), adalah Dede Macan Effendi (Dede Yusuf) dan Lex Laksamana yang diusung
parpol gabungan Partai Demokrat dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai
Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Petahana
wakil gubernur yang berpasangan dengan Lex selaku mantan Sekretaris Daerah Jawa
Barat itu, tiba di Sekretariat KPU Jabar Jl. Garut No. 11 Bandung pada pukul
14.45 dengan mengendarai angkot (angkutan kota). Padahal, ratusan pengawalnya
yang berseragam FKPPI (Forum Komunikasi Putra Purnawirawan TNI) dan satgas
parpol pengusungnya, sudah berjaga-jaga di halaman KPU Jabar sejak siang pukul
13.30.
Didampingi
Ketua Partai Demokrat Jawa Barat Iwan Sulanjana, anggota Fraksi Partai Demokrat
DPR Max Sopacua, Ketua PKB Jabar Dedi Wahidi, Ketua PAN Jabar Edi Darnadi dan
Ketua Partai Gerindra Jabar Oo Sutisna, Dede Yusuf dan Lex langsung mengikuti
langkah kaki Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat beserta para komisioner lain dan
pejabat setempat menuju tempat pendaftaran di aula.
Pasangan
yang diusung 4 parpol dengan jumlah seluruh 43 kursi DPRD Jawa Barat ini, oleh
Komisioner KPU Jabar merangkap Ketua Pokja Pencalonan, Teten Setiawan,
dinyatakan memenuhi persyaratan pendaftaran setelah kelengkapan berkas yang
diajukannya diperiksa. Kemudian, pasangan Dede Yusuf dan Lex naik podium untuk
menyampaikan visi-misi kepada para wartawan.
Dalam
penjelasannya, Dede Yusuf mengungkapkan alasan pakaian yang dikenakannya
bersama Lex adalah baju kerja. Ini merupakan simbol bahwa pemimpin Jawa Barat
harus bekerja keras, dan harus pula dibantu oleh seluruh lapisan masyarakat
dengan semangat bekerja. Karenanya, ia meminta dukungan dan doa restu dari
semua pihak atas pencalonannya pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa
Barat (Pilgub) 2013.
Ia yang
telah 5 tahun menjabat sebagai wakil gubernur, merasa sangat mengetahui etos
kerja pasangannya yang sangat berpengalaman di pemerintahan, sehingga secara
mudah dapat mempercepat proses pembangunan Jawa Barat. Soal pembagian
kerja, mengingat Lex jauh lebih senior ketimbang dirinya, begitu juga dengan
pemikirannya yang lebih matang, maka ia menganggap Lex sebagai sosok yang
sangat cocok untuk dijadikan pasangan di Pilgub 2013.
“Visi-misi
kami sama. Kami adalah kombinasi yang pas sekali. Beliau punya pengalaman dan
pemikiran, ide-ide, dan saya punya semangat. Jadi, saya beranggapan dalam
memimpin Jawa Barat ke depan tidak perlu ada pembagian tugas. Seperti tadi,
kami datang ke sini pakai angkot yang dibawa oleh sopir dan kernetnya. Sopir
yang mengemudi, dan kernet yang kasih aba-aba kapan berhenti, menaikan
penumpang, dan ke arah mana harus belok. Nah, beliau ini adalah navigator,”
tutur Dede Yusuf.
Menyinggung
istilah babarengan yang sering dilontarkan dalam pencalonannya kali ini,
dijelaskan Dede Yusuf sebagai kata yang mengandung arti gotongroyong,
kebersamaan, dan memiliki nilai sauyunan yang perlu diterapkan di Jawa
Barat yang jumlah penduduknya terbesar dibanding provinsi lain di Indonesia,
yaitu 46 juta jiwa, “Konsep inilah yang harus kami hadirkan. Bekerja, tidak
bisa kita sendirian, tapi harus bersama-sama rakyat”.
(MC/KPUJBR)